Archive for 2013

Mengapa kamu harus mendaki gunung?


Ditulis Oleh :
Aroel “Soulder”
NPA.SKY.001.AP.12

Dewasa ini, kegiatan petualangan atau kegiatan alam terbuka semakin marak dan mulai merambah semua kalangan. Semakin banyak yang mengenal dan mulai gemar melakukannya, bahkan sampai menggelutinya dengan begitu serius alias fanatik. Membuka lahan kerja melalui bidang ini atau menjadikannya sebagai lifestyle. Jelas tak dapat dipungkiri bahwa kegiatan yang terkesan berkelas elit dan mahal ini cukup menarik. Zaman bergulir sesuai perputaran waktu dan perkembangan teknologi juga tak mau tertinggal. Perannya dalam menunjang aktivitas ini semakin meningkat pula intensitasnya. Dengan adanya berbagai komponen-komponen pendukung lainnya, jadilah kegiatan alam terbuka menjadi sangat popular dikalangan masyarakat kita, bahkan menjadi salah satu cara untuk mengangkat derajat bangsa dan tanah air Indonesia tercinta. “ merah putih di puncak dunia”.
Salah satu kegiatan di alam terbuka yang sangat populer dan paling digandrungi oleh peminat kegiatan di alam terbuka adalah Pendakian Gunung. Padahal kegiatan yang satu ini juga tergolong penuh resiko yang besar. Jauhnya perjalanan menuju puncak yang harus ditempuh dengan susah payah, resiko cidera, dinginnya cuaca, dan belum lagi rasa was-was bertemu dengan binatang buas atau diterpa badai gunung dan kabut. Tapi semua itu justru menjadi tantangan yang mengasyikkan bagi seorang petualang. Pertanyaannya, Apa sih yang mereka cari dan apa yang mereka dapatkan?? Sehingga mereka rela bersusah-payah, mengorbankan waktu, tenaga dan biaya hanya untuk kedinginan diatas puncak.
Bahkan dulu saya sendiri sering bertanya dan mengejek saudara saya yang seorang anak Mapala ketika akan berangkat mendaki. “Tekeruan kau dirumah bang, nak tedok ado kasur empuk, nak makan tinggal makan. Dapat apo nian kau dalam hutan, nyapek’i badan be, balek-balek bawa baju kotor be pacaknyo”. Kini akhirnya saya bisa menjawab sendiri pertanyaan saya. Ketika pertama kali saya mendaki saya mendapatkan begitu banyak sekali pengalaman dan pembelajaran.

Sebuah Refleksi
     Perjalanan menuju puncak yang penuh dengan tantangan mengingatkan saya tentang arti kehidupan. Didalam hidup, disetiap hari kita selalu terdapat banyak masalah dalam mencapai tujuan2 kita, Seperti mendaki dengan perjalanan yang seakan tak pernah sampai, Saya belajar bahwa setiap problematika kehidupan yang kita jalani adalah proses untuk membentuk diri kita menjadi lebih tangguh dan lebih dewasa. Ya, bagi saya Mendaki Gunung adalah sebuah refleksi perjalanan menuju puncak kehidupan.

Manajemen Diri
          Mendaki tidak hanya sekedar persiapan fisik di rumah, lalu membawa tenda, ransel ukuran raksasa, kantung tidur, makanan lalu mendaki. Butuh perencanaan yang matang agar pendakian berjalan dengan nyaman. Sebelum melakukan pendakian biasanya ada perhitungan-perhitungan yang terkait dengan manajemen makanan, perlengkapan kelompok, manajemen waktu, transportasi, dan perizinan.
     Pendakian yang sangat melelahkan akan membuat pertarungan di dalam diri setiap pendaki untuk melawan lelah dan memotivasi diri agar bisa sampai puncak. Seringkali hal ini tidak berjalan mulus, karena bisa jadi pada saat kondisi tubuh kita masih fit, ternyata ada satu orang teman kita yang tidak bisa melanjutkan perjalanan, sehingga kitapun harus ikut tidak melanjutkan perjalanan. Tak jarang emosi di dalam diripun menuntut kita untuk bersabar. Setiap orang berambisi untuk mencapai puncak, namun yang terpenting dalam pendakian bukanlah puncak, tapi proses untuk mengalahkan diri sendiri. Mendaki Gunung membuat saya belajar untuk mengikis egois dan mengajarkan saya tentang indahnya kebersamaan.

Puncak Kenikmatan
Mendaki gunung menjanjikan paket lengkap wisata fisik dan batin bagi yang melakukannya. Melihat keindahan hutan, mencium bau hujan yang bercampur humus, dan pemandangan surgawi di puncak, membuat kita kesulitan sama sekali dalam membuat daftar hal hal untuk membuktikan bahwa Tuhan itu tidak eksis.
Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki dipuncak gunung, saya terpesona melihat pemandangan yang begitu indah dari atas dunia. Rasa capek, emosi, keluhan, dan semua tantangan di perjalanan tiba-tiba hilang dalam sekejap. Sebuah pelajaran yang saya dapatkan ketika duduk di atas puncak, saya melihat begitu kecilnya penduduk bumi yang terbentang dimata saya. Alam mengajarkan saya tentang arti betapa kecilnya diri ini dan betapa besarnya Allah, Tuhan semesta alam. Sungguh perjalanan spiritual yang meningkatkan rasa syukur saya terhadap karunia kehidupan yang telah diberikanNYA. Subhanallah.. hanya itu kata yang dapat terucap dalam diamku menatap alam, mengenal Tuhan melalui ciptaannya.

Dan masih banyak lagi pengalaman dan pembelajaran yang akan kita dapatkan dalam kegiatan Mendaki Gunung. Saya tidak dapat menjanjikan pengalaman manis seperti apa yang akan anda dapatkan. Namun jika anda masih penasaran dengan jawaban dari pertanyaan “Mengapa kamu harus mendaki gunung?” Maka cobalah untuk mendaki gunung sekali saja. Dan cari jawabanmu sendiri? (Aroel “Soulder)

Leave a comment